A letter from Nov 29th, 2021

Time Travelled — 12 months

Peaceful right?

Dear Aku, Hari ini, 29 November 2021 Darwin kucingmu yang berwarna ginger telah tertidur untuk selama-lamanya. Darwin, warnanya jingga. Baunya seperti matahari dan namanya terinspirasi dari Darwin Watterson dari kartun The Amaizing Wrold of Gumball, saudara Gumball Watterson. Hari ini, di hari dia mati, cuacanya cerah dan kau memang berharap begitu sampai hari berakhir. Tak perlu ada hujan. Karena aku tak mau tubuhnya basah dari air yang merembes melalui tanah dan mengotori bulu-bulunya yang cantik. Air hujan itu dingin. Dan setidaknya di dalam tanah, Darwin merasa seperti diselimuti. Hujan sama sekali tak baik untuk Darwin. Aku, kuharap kau selalu ingat perasaan bersalah di dalam hatimu dari hari ini. Kau bersalah, mennagis sambil meinta maaf dalam hati kepada Darwin. Minta maaf karena sudah membuatnya merasakan rasa sakit di hari kematiannya. Iya, kau harus ingat bahwa sebelum mati dia berhari-hari sakit dan muntah. Kau yakin dia akan hidup. Berumur panjang sampai kau cukup yakin bisa melepaskannya. Tapi, tida, Darwin mati di usia yang masih muda. Entah berapa umurnya sekarang, kau tak tahu kapan dia lahir tapi sepertinya sudah lama sekali. Kita tidak membawanya ke dokter hewan, kita tidak pernah membawa hewan peliharaan kita ke dokter. Kuharap di masa depan nanti kau sudah bisa membawa hewan peliharaanmu ke dokter. Dan pada saat itu, hewan-hewanmu tidak pernah merasa tersiksa karena sakit. Aku, Darwin mati di atap. Setelah beberapa kali mengejang dan seperti memuntahkan sesuatu. Dia mati sekitar jam 8 pagi lewat. Kau memakai tangga pendek, tapi tidak bisa menjangkaunya. Dengan galah kau bersusah payah meraihnya. Kau tidak bisa naik ke atas atap karena yakin atapnya tidak sekuat itu menahanmu. Saat turun, tangga itu patah dan kau merosot turun. Ada luka gores lumayan besar di lengan kirimu. Kuharap itu berbekas sehingga kau akan terus mengingat cerita dari luka itu. Bhawa kau mendapatkan luka itu dari mencoba meraih Darwin yang mati. Kau akhirnya meminjam tangga dari tetanggamu. Yang lebih panjang, kokoh, juga berat. Dengan susah payah kau mengangkut tangga itu hingga ke tempat yang tepat. Kau masih tidak memanjat atap, karena atap rumah kita hanya terbuat dari seng, bukan batu dan semen. Kau ingat tangisanmu? Pada periode setelah kau mengambil tangga kedua. Tangismu tak bisa dibendung. Turun dengan derasnya. Kau seret tubuh Darwin dengan galah, sampai hingga kau bisa menjangkaunya. Saat Darwin telah sampai di tanganmu, tubuhnya telah kaku. Padahal belum 15 menit setelah dia mati. Mengapa? Aku berharap dia benar-benar punya 9 nyawa. Seperti yang ada di internet. Bhawa ketika kau memasukkan dia ke dalam kotak dan ketika kau menutupnya, dia bakal menggaruk dinding kotak. Dan dengan ajaib dia hidup. Tubuhnya hangat lagi dan dia mengeong marah padamu. Karena kau tidak mempercayainya. Tapi tidak, bahkan ketika ibu pulang dan bersiap menguburkannya, tubuh Darwin hanya semakin kaku dan matanya tak juga terpejam. Tanda di sepenuhnya mati. Sialan! Dia kucing favoritmu. Kita harus mengingatnya. Darwin tersayang mungkin sudah bersama ibu, saudara, da adik-adiknya yang lain. Yang sudah tidak ada di dunia ini. Aku berterima kasih pada Darwin atas waktu yang sudah ia habiskan di dunia ini bersamaku dan keluarga ini. Dia adalah anggota keluarga yang menyenangkan, yang akan kami kenang hingga kami pun akhirnya siap menemuinya di dunia tempatnya sekarang. Terutama sekali, aku ingin meminta maaf padanya. Darwin, I'm so sorry. Maaf karena sudah menjadi majikan yang buruk. Maaf jika kami tidak berusaha sangat keras untuk meredakan rasa sakitmu. Maaf. Maaf. Maaf. Maaf. Maafkan aku. Maaf karena sudah sempat hidup di dunia ini, Darwin. Ini memang dunia yang tidak terlalu bagus untukmu. Darwin, kucing ginger cantik kepunyaanku, selamat tinggal. Aku harap kita bisa bertemu lagi. Kau bisa menorehkan bekas cakaran di kulitku sebagai balasan karena tidak menjadi majikan yang baik. Maafkan aku. Kuharap langit biru dan cahaya matahari yang hangat serta atap yang kotor menjadi ingatan terakhirmu yang tidak terlalu buruk. Semoga tempatmu tinggal setelah ini jauh lebih baik dari rumah ini. Darwin, terima kasih sudah hadir untukku dan keluarga ini.

Epilogue

10 days later

Thank...

Ouy tuabo me rof drienm thta.

This user has written an update to this letter.To see what they wrote, please


Load more comments

Sign in to FutureMe

or use your email address

Don't know your password? Sign in with an email link instead.

By signing in to FutureMe you agree to the Terms of use.

Create an account

or use your email address

You will receive a confirmation email

By signing in to FutureMe you agree to the Terms of use.

Share this FutureMe letter

Copy the link to your clipboard:

Or share directly via social media:

Why is this inappropriate?